Jumat, 20 Mei 2011

TETANUS NEONATORUM

Tetanus Neonatorum


Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang system saraf pusat.
Spora kuman masuk ke tubuh bayi melalui tali pusat yang terjadi pada saat pemotongan tali pusat ketika bayi lahir, maupun pada saat perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat) masa inkubasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya penyakit lebih parah dan angka kematiannya tinggi.

Factor resiko untuk terjadinya tetanus neonatorum :
  1. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) pada ibu hamil tidak dilakukan, atau tidak   lengkap, atau tidak sesuai dengan ketentuan program.
  2. Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat-syarat “3 bersih”
  3. Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Kekebalan terhadap hanya dapat diperoleh melalui imunisasi TT. TT akan merangsang pembentukan antibody spesifik yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan tetanus. Ibu hamil yang mendapat TT didalam tubuhnya akan membentuk antibody tetanus seperti difteri, antibody tetanus termasuk dalam golongan IgG yang mudah melewati sawar placenta, masuk dan menyebar melalui aliran darah janin ke seluruh tubuh janin, yang akan mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan 2x (2 dosis). Jarak pemberian TT pertama dan kedua, serta jarak antara TT kedua dengan saat kelahiran, sangat menentukan kadar antibody tetanus dalam darah bayi. Semakin lama interval antara pemberian TT pertama dan kedua dengan kelahiran bayi, maka kadar antibody tetanus dalam darah bayi akan semakin tinggi, karena interval yang panjang akan mempertinggi respon imunologi dan diperoleh cukup waktu untuk menyebarkan antibody tetanus dalam jumlah yang cukup dari tubuh ibu hamilketubuh bayinya.
Imunisasi TT opada kehamilan sedini mungkin akan memberikan cukup waktu antara dosis pertama dan dosis ke dua, serta antara dosis kedua dengan saat kehamilan. Interval imunisasi TT abis pertama dengan dosis kedua minimal 4 minggu.
TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT.
Pada ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT tidak didapatkan perbedaan risiko catat bawaan atau pun abortus dengan mereka yang tidak mendapatkan imunisasi.

Penilaian
Gejala klinik tetanus neonatorum antara lain sebagai berikut :
  • Bayi yang semula dalam menetek menjadi sulit menetek karena kejang otot rahang dan faring (tenggorokan)
  • Mulut bayi mencucu seperyi mulut ikan
  • Kejang terutamaapabila terkena rangsang cahaya suara dan sentuhan.
  • Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membius.
  • Sering timbul komplikasi terutama bronkhopneumania, asfiksia dan sianosis akibat obstruksi jalan nafas oleh lendir/ secret dan sepsis.

Tetanus Neonatorum harus memenuhi criteria berikut :
  1. Bayi lahir, dapat menangis dan menetek dengan normal min 2x/hari.
  2. Pada bulan pertama kehidupan timbul gejala sulit menetek diserati kekakuan dan/ kejang otot.


Penanganan :
  1. Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang.
  2. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas. Pemasangan spatel lidah yang dibungkus kain untuk mencegah lidah tergigit.
  3. Mencarai tempat masuknya spora tetanus, umumnya ditali pusat/ ditelinga.
  4. Mengobati penyebab tetanus denag  anti tetanus serum (ATS) dan antibiotika.
  5. Perawatan yang adekuat kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit.
  6. Penderita/ bayi, ditempatkan di kamar yang terangdenga  sedikit sinar. Mengingat penderita sangat peka akan suara dan cahaya yang dapat merangsang kejang.


Bagan Penanganan Tetanus Neonatorum
Tanda tanda
Tiba-tiba bayi demam/ panas, mendadak bayi tidak mau/ tidak bias menetek (mulut tertutup/ trismus), mulut mencucu seperti ikan, mudah sekali kejang (misalnya dipegang, kena sianar/ kaget-kaget) disertai sianosis, kuduk kaku, posisi punggung melengkung, kepala mendangak ke atas (opistotonus)
Kategori Penilaian
Tetanus Neonatorus Sedang
Tetanus Neonatorum Berat
·  Umur bayi

·  Frekuensi kejang

·  Bentuk kejang


·  Posisi badan

·  Kesadaran

· Tanda-tanda infeksi
> 7 hari

Kadang- kadang


1.  Mulut mencucu
2.  Trisnus kadang-kadang
3.  Kejang rangsang (+)

Opistotonus kadang- kadang

Masih sadar

1.  Tali pusat kotor
2.  Lubang telinga bersih/ kotor
< 7 hari

Sering


1.  Mulut mencucu
2.  Trisnus terus menerus
3.  Kejang rangsang (+)

Selalu opistotonus

Masih sadar

1.  Tali pusat kotor
2.  Lubang telinga bersih/ kotor

Penanganan :
  1. Bersihkan jalan nafas
  2. Masukkan sendok/ spatel dibungkus kain untuk menekan lidah
  3. Beri oksigen
  4. Atasi kejang denagn :

1. Diazepam 0,5 mg/ kg/ i.m/ supositoria
2. Apabila masih kejang, ulangi tiap 30 menit
3. Ditambah luminal 30 mg i.m sampai kejang berhenti
  1. Infuse glukosa 10% sebanyak 80 ml/ kg/ hari
  2. Antibiotika 1x (penisilin prokain 50.000 u/ kg/ hari i.m)
  3. Bersihkan tali pusat
  4. Rujuk ke rumah sakit


Bila di Rumah Sakit :
  1. Umur lebih dari 24 jam ditambah bikar bonas Natrikus 1,5 %
  2. Dosis anti kejang IV dengan dosis rumat
  3. Diazepam 8-10 mg/ kg IV diganti tiap 6 jam
  4. Ais 10.000 u/ hari i.m
  5. Ampisilin 100 mg/ kg IV atau prokain penisilin 50.000 u/ kg i.m selama 3 hari
  6. Ruang perawatan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar